1. Oradour-sur-Glane – Prancis
www.dailymail.co.uk |
Desa di
Haute-Vienne, Nouvelle-Aquitaine, Prancis ini hancur ketika terjadi pembantaian
massal pada tanggal 10 Juni 1944. 642 Penduduk Oradour-sur-Glane dibantai
dengan sadis oleh pasukan Waffen-SS milik Nazi Jerman. Di antara para korban
termasuk 247 wanita dan 205 anak-anak. Hanya Robert Hébras, Jean-Marcel
Darthout, Mathieu Borie, Clément Broussaudier, Yvon Roby and Pierre-Henri
Poutaraud yang selamat dari pembantaian ini. Mereka secara terpisah bersembunyi
dibawah mayat – mayat teman – teman mereka yang di tembak secara massal di lahan
– lahan peternakan dan berpura – pura mati. Prajurit SS bahkan memeriksa mayat –
mayat yang bergelimpangan dan menembak siapapun yang terlihat masih bergerak. Pasukan
SS membakar lahan – lahan peternakan 15 menit setelah eksekusi untuk menutupi
jejak pembantaian massal yang mereka lakukan. Pierre-Henri Poutaraud keluar
dari kobaran api terlalu cepat sehingga akhirnya tewas ditembak prajurit SS
yang masih berjaga. Hampir semua korban yang akhirnya selamat menderita luka
bakar yang cukup parah.
Menurut Adolf Diekmann, komandan yang memerintahkan pembantaian, tindakan tersebut dilakukan sebagai aksi balas dendam atas pemberontakan di Tulle, daerah tetangga Oradour-sur-Glane dan penculikan perwira Nazi, Helmut Kmpfe.
Atas perintah Charles de Gaulle, presiden Prancis, situs pembantaian Oradour-sur-Glane diabadikan sebagai memorial Perang Dunia II. Museum Centre de la mmoire d'Oradour dibangun di sebelahnya. Sementara sebuah pemukiman baru didirikan di dekatnya.
2. Pompeii – Italia
www.wikipedia.org |
Pompeii dan Herculaneum adalah reruntuhan kota Romawi kuno
di pesisir Naples yang hancur dalam semalam karena terjangan lahar Gunung
Vesuvius 2.000 tahun lalu. Reruntuhan kota yang dulunya merupakan daerah
pemukiman para bangsawan dan pesohor Romawi itu sempat terkubur selama 1.500
tahun sebelum ditemukan kembali. Jenazah warga yang tertutup abu diawetkan
dengan plester dan masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Kota Pompeii hancur dalam semalam ketika Gunung Vesuvius yang dipuja sebagai tempat bersemayam dewa Vulcan menyemburkan lahar. Warga Pompeii yang tak berhasil menyelamatkan diri lewat jalur laut mati kehabisan napas karena gulungan awan panas dan debu.
Menurut catatan sejarah, peristiwa ini terjadi pada tanggal 24 Agustus 79. Namun penelitian lebih lanjut justru menunjukkan kalau bencana Vesuvius tak mungkin terjadi sebelum bulan Oktober.
Kota Pompeii hancur dalam semalam ketika Gunung Vesuvius yang dipuja sebagai tempat bersemayam dewa Vulcan menyemburkan lahar. Warga Pompeii yang tak berhasil menyelamatkan diri lewat jalur laut mati kehabisan napas karena gulungan awan panas dan debu.
Menurut catatan sejarah, peristiwa ini terjadi pada tanggal 24 Agustus 79. Namun penelitian lebih lanjut justru menunjukkan kalau bencana Vesuvius tak mungkin terjadi sebelum bulan Oktober.
3. Pripyat – Ukraina
www.wikipedia.org |
Pripyat before-after bencana - www.pinterest.com |
Pripyat adalah kota hantu di dekat pembangkit listrik tenaga
nuklir Chernobyl di Oblast Kiev, utara Ukraina, dekat perbatasan Belarus. Kota
ini dibangun pada tahun 1970 untuk para pegawai pembangkit listrik tenaga
nuklir Chernobyl beserta keluarganya. Kota dinamai seperti sungai yang mengalir
di dekatnya. Namun kota ini hanya sempat dihuni selama 16 tahun.
Setelah ledakan reaktor nuklir pada 26 April 1986, 45.000 penduduk Pripyat diungsikan untuk menghindari efek partikel radioaktif. Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah. Sejak itu Pripyat menjadi kota mati.
Setelah ledakan reaktor nuklir pada 26 April 1986, 45.000 penduduk Pripyat diungsikan untuk menghindari efek partikel radioaktif. Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah. Sejak itu Pripyat menjadi kota mati.
4. Centralia - Amerika Serikat
www.wikipedia.org |
www.wikipedia.org |
Centralia adalah sebuah kota mati di Columbia County,
Pennsylvania, Amerika Serikat. Populasinya turun drastis dari 2.761 warga pada
tahun 1980 hingga 10 orang di tahun 2010. Penyebabnya adalah kebakaran tambang
batubara yang terjadi pada tahun 1962.
Dua tambang batubara dibuka di Centralia pada tahun 1856 dan menjadikan kota itu tumbuh pesat. Sejak terjadi kebakaran dahsyat di tambang, penududk Centralia diungsikan ke tempat lain. Sampai sekarang tempat ini masih terlarang untuk dimasuki, karena api yang melalap tambang tersebut masih berkobar di bawah tanah hingga saat ini.
Dua tambang batubara dibuka di Centralia pada tahun 1856 dan menjadikan kota itu tumbuh pesat. Sejak terjadi kebakaran dahsyat di tambang, penududk Centralia diungsikan ke tempat lain. Sampai sekarang tempat ini masih terlarang untuk dimasuki, karena api yang melalap tambang tersebut masih berkobar di bawah tanah hingga saat ini.
5. Craco – Italia
www.wikipedia.org |
www.wikipedia.org |
Craco adalah kota abad pertengahan yang terletak di Daerah
Basilicata, Provinsi Matera, sekitar 25 kilometer dari daratan Teluk Taranto.
Tadinya kota ini dihuni lebih dari 2.000 orang. Namun tampaknya Craco memang
ditakdirkan bernasib sial. Kota yang berdiri di sisi bukit itu kerap dilanda
bencana. Antara tahun 1892 dan 1922, lebih dari 1.300 warga hijrah ke Amerika
Utara karena kondisi pertanian yang sangat buruk.
Selanjutnya, Craco diterjang berbagai bencana yang membuat para penduduk mengungsi ke kota lain, antara lain tanah longsor yang terjadi para tahun 1963, banjir bandang di tahun 1972, dan gempa bumi di tahun 1980. Sekarang kota mati ini lebih populer sebagai lokasi film, dua di antaranya adalah Passion of The Christ dan James Bond: Quantum of Solace.
Selanjutnya, Craco diterjang berbagai bencana yang membuat para penduduk mengungsi ke kota lain, antara lain tanah longsor yang terjadi para tahun 1963, banjir bandang di tahun 1972, dan gempa bumi di tahun 1980. Sekarang kota mati ini lebih populer sebagai lokasi film, dua di antaranya adalah Passion of The Christ dan James Bond: Quantum of Solace.
6. Nagoro – Jepang
www.wikipedia.org |
www.slate.com |
Jika memasuki Nagoro, sebuah desa terpencil di Lembah Iya,
Shikoku, Prefektur Tokushima, Jepang, mungkin kita akan merasa seperti
melangkah ke setting film horor. Pasalnya, desa itu dipenuhi dengan boneka
seukuran manusia yang tersebar di berbagai titik. Ada yang tampak seperti
sedang memancing, menunggu bus di halte, bekerja di ladang, atau mengikuti
pelajaran di sekolah. Tempat ini bahkan dijuluki lembah boneka dan desa
orang-orangan sawah.
Boneka-boneka di Nagoro merupakan buah karya dari Ayano Tsukimi, seorang wanita lanjut usia. Tsukimi merupakan satu dari segelintir penduduk yang masih bertahan di Nagoro. Sisanya sudah pindah ke kota atau desa yang menawarkan penghidupan lebih baik. Tiap kali ada tetangganya yang meninggal atau meninggalkan desa, Tsukimi akan segera membuat boneka tiruan mereka, lalu memposisikan boneka-boneka tersebut seperti sedang melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan. Tsukimi menganggap boneka-boneka buatannya sebagai suatu bentuk penghormatan terhadap jiwa para kerabat yang sudah pergi mendahuluinya.
Boneka-boneka di Nagoro merupakan buah karya dari Ayano Tsukimi, seorang wanita lanjut usia. Tsukimi merupakan satu dari segelintir penduduk yang masih bertahan di Nagoro. Sisanya sudah pindah ke kota atau desa yang menawarkan penghidupan lebih baik. Tiap kali ada tetangganya yang meninggal atau meninggalkan desa, Tsukimi akan segera membuat boneka tiruan mereka, lalu memposisikan boneka-boneka tersebut seperti sedang melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan. Tsukimi menganggap boneka-boneka buatannya sebagai suatu bentuk penghormatan terhadap jiwa para kerabat yang sudah pergi mendahuluinya.
7. Desa Houtouwan – China
www.wikipedia.org |
Houtouwan adalah sebuah desa tak berpenghuni yang berada di
Pulau Shengshan, China. Letaknya tak jauh dari kota Shanghai yang justru padat
penduduk. Desa nelayan ini dulunya merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 warga.
Kondisi ekonomi yang sulit, buruknya fasilitas pendidikan, ditambah dengan
kawasan yang sulit dijangkau untuk pengiriman barang kebutuhan pokok, membuat
warga Houtouwan memutuskan untuk meninggalkan kampung mereka pada tahun
1990-an.
Sejak ditinggalkan penduduknya, Houtouwan 'dikuasai' tumbuhan liar. Seluruh bangunan yang ada di sana terselimuti tanaman merambat, seperti desa hantu di dalam film-film.
Sejak ditinggalkan penduduknya, Houtouwan 'dikuasai' tumbuhan liar. Seluruh bangunan yang ada di sana terselimuti tanaman merambat, seperti desa hantu di dalam film-film.