KEYS TO COMMUNICATION
Ø Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang
mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat
dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
Ø Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan
penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
Ø Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
Ø Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan
orang lain (Schram,W)
What
is Communication?
Komunikasi secara mudah dapat
diartikan sebagai proses transfer pesan dalam menyalurkan informasi atau
message melalui sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju.
Communication >> Komunikator >> Komunikan
Jenis-jenis komunikasi;
1.
Komunikasi Verbal >> “
Komunikasi yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata baik diucapkan maupun
ditulis”
2.
Komunikasi Non-Verbal >> “
Komunikasi menggunakan isyarat, gerakan tubuh, seperti ekspresi wajah, sikap
tubuh, kontak mata, senyuman, jarak”
Unsur – unsur Komunikasi Verbal:
1.
Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata).
2.
Speed (kecepatan).
3.
Intonasi suara.
4.
Timing (waktu yang tepat).
Unsur – unsur Komunikasi Non-Verbal:
1.
Ekspresi wajah.
2.
Kontak mata.
3.
Sentuhan.
4.
Postur tubuh.
5.
Sound (Suara).
6.
Gerak isyarat.
Effective Communication:
1.
Komunikasi Verbal >> Nada >>
Bahasa tubuh = 7% 38 % 55 %.
2.
Gunakan bahasa tubuh yang positif.
3.
Tekanan suara yang tepat.
4.
Gunakan bahasa yang dipahami teman
bicara.
5.
Mendengar aktif.
6.
Menjaga penampilan / grooming.
a.
Menjaga kebersihan badan, mulut,
kuku, wajah dan rambut.
b.
Menjaga kerapihan dan keserasian
busana/pakaian, sepatu, dll.
7.
Memelihara kesehatan.
8.
Membentuk Sikap tubuh yang ideal.
Keys to Communication Skills
1.
BICARA dengan TERSENYUM
2.
JAWAB dengan SEGERA
3.
SUARA YANG WAJAR
4.
SIKAP SOPAN dan BERSAHABAT
5.
PERGUNAKAN BAHASA LUGAS dan MUDAH
DIMENGERTI
6.
BICARA dengan SEMANGAT dan SESUAI
KEPRIBADIAN
7.
PROFESIONAL WALAUPUN BICARA dengan
TEMAN SENDIRI
SIKAP TUBUH POSITIF DALAM
BERKOMUNIKASI
1.
Senyum.
2.
Jabat tangan yang erat.
3.
Duduk tegak.
4.
Tenang, relaks dan tangan terbuka.
5.
Menjaga kontak mata.
6.
Mendekatkan badan untuk menyimak.
7.
Mengangguk tanda setuju atau mendukung.
SIKAP TUBUH NEGATIF DALAM
BERKOMUNIKASI
1.
Cemberut.
2.
Lemas; jabat tangan lemah.
3.
Membungkuk atau menyender.
4.
Melipat tangan atau memasukkan
tangan ke saku.
5.
Melihat ke bawah atau menunduk.
6.
Menjauhi lawan bicara.
7.
Mengetuk-ngetuk jari.
8.
Sering melihat jam.
TAHAPAN MENDENGAR
1.
Tidak Mendengar.
2.
Mendengar Selektif.
3.
Mendengar dengan Penuh Perhatian.
4.
Mendengar Empati.
CARA MENDENGARKAN
DENGAN EMPATI
1. Perhatikan si Pembicara.
2. Lakukan kontak mata yang positif dan
nyaman untuk membuat si pembicara merasa dihargai dan dimengerti.
3. Miringkan badan anda ke arah si
pembicara.
4. Pusatkan perhatian untuk memahami
pembicara.
5. Perhatikan perasaan dan persepsinya
bukan hanya kata-katanya.
6. Jangan menginterupsi; dengarkan
terus dengan membantu mengklarifikasi sampai apa yang dimaksudkannya menjadi
jelas.
7. Jangan menghakimi atau mengkritik –
ini akan membuatnya “menutup diri”.
8. Ajukan pertanyaan untuk
mengklarifikasi maksudnya.
9. Buat rangkuman dari apa yang anda
pahami.
BENTUK
KOMUNIKASI
Yaitu:
Ø Agresif.
Ø Pasif
(Submisif).
Ø Assertif.
1. Aggressive Communication
Komunikasi ini dapat mengurangi hak
orang lain dan cenderung untuk merendahkan / mengendalikan / menghukum orang
lain. Komunikasi ini menenggelamkan hak orang lain. Contoh komunikasi agresif :
“Lakukan saja!”.
Ciri-cirinya adalah:
- Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti.
- Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan.
- Keras dan bermusuhan.
- Menyerang secara fisik atau verbal.
- Interupsi.
- Intimidasi.
- Ingin menang dengan segala cara.
- Suka memakai kambing hitam. >>> BLAMMING.
- Suka memakai figur “Big Boss”.
Komunikasi agresif memiliki satu
buah sub yaitu Komunikasi Aggresif tidak Langsung yang berupaya untuk memaksa
orang lain melakukan hal yang kita kehendaki tetapi mereka tidak menghendakinya.
Istilah “pisau dibalik topeng
senyuman” mungkin cocok dengan komunikasi agresif tidak langsung karena
cara-cara mereka umumnya sopan, tenang, manipulative/menjebak, merendahkan
orang lain, dan sabotase.
Orang yang melakukan aggressive
communication mungkin pada awalnya merasa puas, menang/superior dan cenderung
untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka panjangnya mereka dapat
merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan ditinggalkan teman.
Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau system. Balas dendam
mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.
2. Passive Communication
(Submissive)
Komunikasi ini merupakan lawan dari
komunikasi aggressive dimana orang tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak
dapat mempertahankan kepentingannya sendiri. Bahkan hak mereka cenderung
dilanggar namum dibiarkan. Mereka cenderung untuk menolak secara pasif (dengan
ngomel dibelakang misalnya).
Ciri-ciri komunikasi pasif ini adalah:
- Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan.
- Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik.
- Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya.
- Selalu mengedepankan orang lain.
- Minta maaf berlebihan.
- Marah, kecewa, frustasi dipendam.
- Tidak tahu apa yang diinginkan.
- Tidak bisa ambil keputusan.
- Selalu mencari-cari alasan atas tindakan. >>> FLEEING.
Untuk jangka pendek, komunikasi ini
bisa mengakibat rasa lega, terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan
pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan
hormat pada diri sendiri.
3. Assertive Communication
Assertive Communication adalah
komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi
assertive tidak menaruh perhatian hanya pada hasil akhir tapi juga hubungan
perasaan antar manusia.
“Hak asasi kita dibatasi oleh hak
asasi orang lain”.
Ciri-ciri assertive communication
adalah:
- Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
- Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.
- Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
- Mencari solusi bersama dan keputusan.
- Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.
- Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
- Mempertahankan hak diri.
Body Language untuk tiga jenis
komunikasi
Assertive
|
Aggressive
|
Passive
|
|
Posture
|
Lurus Tegak
|
Condong kedepan
|
Agak mundur
|
Head
|
Santai dan tidak kamu
|
Mendongak keatas
|
Menunduk
|
Eyes
|
Langusng, tidak melototi, pandangan bagus dan
biasa/santai.
|
Melototi, seolah-olah akan mengamuk.
|
Tidak berani menatap
|
Face
|
Ekspresi sesuai kata-kata yang keluar
|
Tegas
|
Tersenyum selalu bahkan sewaktu kesal
|
Voice
|
Sesuai dengan kontak
|
Keras!
|
Ragu/Lembut, cenderung berbicara setelah lawan selesai
berbicara.
|
Arms/hands
|
Santai, bergerak bebas
|
Terkontrol, terkepal keras, jari menunjuk, menancap ke
suatu objek.
|
Diam…tak bisa bergerak
|
Movement/Walking
|
Terukur, sesuai tindakan
|
Lambat dan keras, atau cepat, bebas, keras
|
Lambat dan ragu2 atau cepat tapi terkesan buru2
|
Perilaku assertive memiliki manfaat:
- Meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengekspresikan diri sendiri.
- Dapat bernegosiasi lebih produktif dengan orang lain.
- Dapat merubah situasi kerja yang negatif menjadi positif.
- Meningkatkan hubungan antar manusia pada pekerjaan dan mengurangi kesalahpahaman.
- Meningkatkan pengembangan diri dan kepuasan diri pada pekerjaan/karir sesuai dengan kebutuhan, gaya dan kemampuan.
- Mampu membuat keputusan dan lebih mempunyai peluang mendapatkan apa yang dicari dalam hidup.
Hambatan yang didapat saat mencoba
untuk assertive:
- Tindakan dan cara berpikir negatif yg membatasi peluang Anda.
- Conflict – Takut menghadapi konflik sehingga menghindari tanggapan assertif dalam situasi yang menentukan.
- Keterampilan komunikasi – Ketidakmampuan menanggapi berbagai situasi mengakibatkan emosi, pikiran dan kecemasan yang negative.
- Race, tradition, education sewaktu kita masih anak-anak.
Dasar-dasar hak yang harus
diperhatikan sewaktu melakukan komunikasi assertive:
- Hak untuk menentukan sendiri jalan hidup (mengejar tujuan, membuat prioritas)
- Hak untuk mempunyai nilai, pendapat, dan kepercayaan sendiri
- Kamu mempunyai hak untuk melakukan apapun selama tidak menyakiti orang lain
- Kamu mempunyai hak untuk mempertahankan assertive kamu, bahkan bila itu menyakiti orang lain (dengan syarat kamu tidak sengaja menyakitinya)
- Saat meminta dari orang lain, pastikan mereka mempunyai hak untuk menolak
- Kamu selalu mempunyai hak untuk berdiskusi dengan orang lain
- Hak untuk mengekspresikan perasaan mu pada orang lain
- Hak kamu adalah milikmu
Unsur-unsur
dalam komunikasi assertive:
- Terbuka dan jelas.
Upayakan untuk mengkomunikasikan
secara jelas dan spesifik. Misalnya: “saya kurang suka ini” , “Hm….saya
menyukai rencana itu, hanya saja mungkin ada beberapa bagian yang bisa
ditingkatkan (bahasa halus dari diperbaiki)”, “saya punya pendapat yang berbeda
yaitu….”
- Langsung.
Berbicara langsung dengan orangnya,
jangan membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
- Jujur.
Berbicara apa adanya sesuai fakta,
dan tanpa maksud tersembunyi.
- Tepat dalam bersikap.
Pastikan memperhitungkan nilai sosial
dalam berbicara. Misal; terang-terangan mengajak kencan seorang wanita pada
saat dia sedang di pesta pernikahannya tentu saja akan membawamu dalam masalah.
- Tanyakan umpan balik / Feedback.
“Apakah sudah jelas? Atau ada
pertanyaan?”. Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa kamu lebih
mengutarakan pendapat daripada perintah.
MENJADI ASSERTIVE
Langkah 1
Jadilah pendengar aktif, dan
pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu mendengarkan dan paham
(misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar
untuk mempersiapkan serangan balik.
Langkah 2
Katakanlah apa yang sedang kamu
pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun terlalu meminta maaf. Pada
saat berbicara perhatikan body language kamu, pastikan postur tubuh sesuai
(seperti berdiri tegak), membuat kontak mata, ekspresi wajah yang sesuai, dan
berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara jangan monoton agar orang lain
mudah mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu atau bosan.
Langkah 3
Katakanlah apa yang kamu harapkan.
Upayakan untuk berani mengatakan ya dan tidak saat kita inginkan, berani
membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka
dan langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita pada beragam
situasi kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan membangun hubungan yang dekat.
ASSERTIVENESS TECHNIQUES
v
Broken
record
Teknik ini diambil cari pengamatan
sifat pemutar CD music saat bertemu dengan bagian CD music yang cacat. Musik
akan dimainkan berulang2 untuk waktu pendek. Teknik ini memanfaatkan
pengulangan permintaan secara terus menerus sampai sebuah respon yang
diinginkan muncul. Setiap perulangan permintaan umumnya memakai alasan atau
tekanan yang berbeda. Upaya lawan untuk mengacaukan atau mengalihkan focus akan
ditolak. Biasanya hasil akhirnya adalah sebuah kompromi.
v
Fogging
Kabut…asumsi saja bila kita sedang
berjalan, tiba2 kabut datang dan tidak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali
menunggu kabut terangkat. Teknik komunikasi ini butuh kontrol diri yang kuat,
tapi bisa sangat efektif.
Fogging membutuhkan kita agar tenang
dalam menghadapi kritik, menyetujui hanya kritik yang adil atau berguna.
Mungkin terlihat sebagai upaya mundur tapi sebenarnya tidak. Dengan menerima
kritik dan tidak terpancing untuk marah, seseorang dapat menjadi lebih mawas
diri dan berupaya memperbaiki kekurangan.
Kata “ya” mungkin salah satu yang
paling sering dipakai, misalnya : “kamu tidak boleh begitu saat sedang
bertugas”, jawaban “ya, saya dapat lihat kamu menganggap perilaku saya tidak
pantas”. Hal ini dapat memadamkan situasi yang sudah akan meledak.
v
Discrepancy
Assertion
Discrepancy assertion digunakan pada
situasi dimana kita menerima pesan yang bertolak belakang dengan pesan
sebelumnya. Adalah penting untuk cepat mengetahui apa yang sedang terjadi atau
yang akan terjadi. Teknik ini biasanya berguna untuk mencegah salah paham
sebelum hal itu naik menjadi lebih serius. Teknik ini juga berguna untuk
menunjuk seseorang yang tidak konsisten tanpa menyalahkan mereka dan lebih
mengarahkan diskusi pada kompromi daripada saling menyalahkan. Pastikan selalu
memakai fakta yang jelas saat menunjuk sebuah masalah.
Misalnya:
“Kemarin saya melihat Si Arfin
memberikan kepada tamu saos sambal satu botol penuh untuk permintaan yang
sebetulnya hanya sedikit. sebetulnya tersedia Sauce Bowl tidak?. Saya ingin
membicarakan bagaimana mencegah hal ini tidak akan terjadi lagi di masa yang
akan datang.”
DESC Scripting
‘DESC’ singkatan dari ‘Describe,
Express, Specify, Consequences’.
Describe
mengutarakan apa keinginan kita.
Express
mengutarakan apa yang kita rasakan (akibat dari sesuatu).
Specify
mengutarakan apa yang kita inginkan.
Consequences
mengutarakan apa akibatnya bila kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.
Misal:
- “Dokumentasi project yang kamu buat masih banyak kekurangan” (Describe)
- “Hal ini membuat Saya khawatir bila kita diaudit” (Express)
- “Saya sangat senang bila kamu memperbaikinya” (Specify)
- “Bila tidak saya terpaksa akan menaikkan masalah ini ke level direktur” (Consequences)
Konsekuensi tidak harus selalu
negative, kadang2 dapat positif. Seperti “bila masakanmu belum siap, saya akan
belikan pizza”.
********************************Yustianto.AW***********************************
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-4126271559580017",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-4126271559580017",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
No comments:
Post a Comment