Saturday, June 10, 2017

MENULIS ITU MUDAH

 <script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-4126271559580017",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

"Menulis itu mudah".
"Menulis itu seperti belajar naik sepeda (sekali bisa tidak akan lupa caranya)".
Itu semua kata Arswendo Atmowiloto (salah satu penulis idola saya), bahkan: "Menulis Itu Mudah" adalah salah satu judul buku karya beliau.

 










Kapan beliau menyatakan bahwa menulis itu mudah dan belajar menulis itu seperti belajar naik sepeda? yaa,,, setelah beliau jadi penulis hebat dengan begitu banyak karya,,, (Projo dan Brojo, Oskep, Menghitung Hari, Keluarga Cemara - anti tesis dan kritik terhadap keluarga cendana, Dll).

Jadi, menurut saya MENULIS ITU TIDAK MUDAH apalagi jika tujuan kita menulis adalah agar tulisan kita dibaca, dipahami, ataupun dimengerti oleh orang lain. Menulis itu mudah jika tujuan kita menulis adalah untuk diri kita sendiri dan bukan untuk dibaca oleh orang lain.

Membuat orang lain memahami apa yang kita pikirkan (ilmiah / non fiksi), apa yang kita bayangkan / khayalkan (fiksi) tidaklah mudah, bahkan terasa amat sangat sulit untuk orang awam (contohnya saya).

Untuk orang yang hobi membaca sekalipun, tidak peduli berapa ribu buku yang pernah dia baca,,, Menulis itu TIDAK Mudah.

Bahkan sebelum sampai di tahap membuat orang lain merasakan dan memahami apa yang kita pikirkan atau khayalkan, kadangkala untuk membuat sebuah karya tulis yang runtut, rapi, dan enak dibaca saja sulitnya minta ampun. Itulah mungkin salah satu penyebab plagiat di dunia karya tulis ilmiah baik skripsi, tesis, dll sangat umum di kalangan mahasiswa. Bahkan banyak "penyedia jasa penulisan skripsi dan tesis,,,
" Karya tulis ilmiah yang bertujuan untuk menjelaskan kepada dewan penguji (si dosen atau si guru) bahwa si penulis (si mahasiswa atau si murid) layak mendapatkan gelar akademis sesuai bidang yang selama bertahun - tahun dia pelajari itu dikerjakan atau DITULIS oleh orang lain yang tentu saja tidak pernah hadir dalam kegiatan belajar mengajar mereka, minimal dalam periode waktu yang sama (misalnya si penyedia jasa adalah alumni jurusan dan perguruan tinggi yang sama tetapi jelas dari angkatan dan tahun yang berbeda).

Saya sendiri sebagai orang awam dalam dunia tulis menulis, lebih mengagumi kemampuan para penulis fiksi.
Sekali lagi sebagai orang awam, saya sangat kagum terhadap kemampuan penulis - penulis fiksi dalam hal "MEMBUAT" orang lain (pembaca) hanyut dan masuk (tenggelam) dalam khayalan si penulis,,, bayangkan saja kita (pembaca) dibuat terasuki dan tenggelam dalam dunia khayalan orang lain (penulis), yang jelas bukanlah dunia nyata,,, namanya juga khayalan,,, namanya juga fiksi.

Ada penulis legendaris Asmaraman S Kho Ping Hoo dengan 120 judul cerita silatnya https://id.wikipedia.org/wiki/Kho_Ping_Hoo
Betapa mempesona dan merasuknya kisah khayalan dengan latar belakang dunia persilatan Tiongkok ini dibenak para penggemarnya meski hampir semua data historis dan geografis yang masuk dalam karyanya TIDAK sesuai kenyataan karena faktanya, Asmaraman S Kho Ping Hoo SAMA SEKALI tidak bisa membaca dan menulis bahasa Mandarin. Beliau mengambil referensi "hanya" dari film - film silat Hongkong dan Taiwan. 

Ingat Saur Sepuh yang naskahnya ditulis oleh Niki Kosasih? sebuah karya fiksi yang sampai saat ini menjadi "Legenda" serial sandiwara radio kolosal terbesar sepanjang sejarah negeri ini yang berlanjut ke layar lebar menjadi salah satu produksi film kolosal terbesar negeri ini, baik dari segi biaya, penghasilan, maupun jumlah penonton. Kita terasuki oleh dunia khayal bernama Madangkara dengan berbagai macam intriknya bahkan "bahasa" sendiri (sama seperti misalnya bahasa elf di dunia middle earth nya J.R.R Tolkien - trilogi The Lord Of The Ring, The Hobit, Silmarilion) sehingga bahkan seolah - olah dunia khayal itu nyata pernah terjadi dalam sejarah bangsa kita.

Ada novel silat Wiro Sableng pendekar kapak 212 karya Bastian Tito yang juga melegenda, dengan gaya penulisan yang santai dan jenaka sangat ringan untuk dibaca walaupun sarat dengan sisipan pesan - pesan moral, tetapi tidak terkesan menggurui.
#Hak paten dimiliki oleh aktor dan selebritis Vino G Bastian yang merupakan anak dari Bastian Tito. #Versi layar lebar yang di produseri oleh production house internasional ternama 20th Century Fox International direncanakan rilis tahun 2018. 

Jadi, menurut saya membuat orang lain memahami, mengerti, dan terpengaruh atas apa yang kita tulis mengenai apa yang kita pikirkan atau khayalkan itu tidak mudah,,,
MENULIS ITU TIDAK MUDAH.

***********************************************************************************
Dimulai di pinggiran kota Solo Jawa Tengah, 8 Juni 2017.
Selesai (dengan tidak mudah) di tengah kota Tuban Jawa timur, 11 Juni 2017.

No comments:

Post a Comment